ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 97/PUU-XIV/2016 BAGI EKSISTENSI PENGHAYAT KEPERCAYAAN DALAM LENSA POLITIK KEWARGANEGARAAN

ANALYSIS OF THE CONSTITUTIONAL COURT DECISION NUMBER 97/PUU-XIV/2016 FOR THE EXISTENCE OF PENGHAYAT KEPERCAYAAN IN PERSPECTIVE OF CITIZENSHIP POLITICS

https://doi.org/10.31330/repo.v3i1.48

Authors

  • Eikel Ginting Universitas Kristen Duta Wacana, Indonesia

Keywords:

Diversity, Freedom of Religion and Belief, Penghayat Kepercayaan, Constitutional Court Decision, Citizenship Politics

Abstract

Pengesahan putusan No. 97/PUU-XIV/2016 oleh Makhamah Konstitusi memberikan ruang bagi penghayat kepercayaan kembali mendapatkan pengakuan dan jaminan atas hak-hak mereka sebagai warga negara. Tetapi, secara implementasi putusan tersebut belum mengakomodasi sesungguhnya hak-hak penganut kepercayaan di Indonesia. Dalam prakteknya, pengakuan dan jaminan tersebut seringkali tidak sesuai dengan harapan; belum secara maksimal mendapatkan pengakuan karena masih harus mengosongkan kolom agamanya, mendapatkan persekusi, ataupun kesetaraan hak pendidikan yang tidak merata. Maka dari itu tulisan ini meninjau bagaimana putusan MK No. 97/PUU-XIV/2016 mempengaruhi hak-hak penghayat kepercayaan dalam konteks administrasi kependudukan di Indonesia? Penelitian ini menggunakan pemikiran Zainal Abidin Bagir dalam menganalisis keputusan tersebut sehingga dapat memahami dinamika yang terjadi dan menemukan permasalahan dalam implementasi keputusan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi keputusan tersebut belum berdampak secara langsung bagi penghayat kepercayaan, sebab redistribusi kesejahteraan yang belum terpenuhi dan keterlibatan yang masih pasif di ruang publik menunjukkan politik kewargaan penghayat kepercayaan menjadi pasif. Maka, melalui penelitian ini merekomendasikan perlunya aktualisasi hak, mendengarkan aspirasi dan juga melibatkan para penghayat kepercayaan melalui edukasi dan pemberdayaan yang merata.

References

Arafat, N. A., & Izah, S. A. (2022). Dinamika hubungan antara agama lokal, agama resmi, dan negara. Mukaddimah: Jurnal Studi Islam, 7(1), 132–150. https://doi.org/10.14421/mjsi.71.2966

Bagir, Z. A., Dwipayana, A. G. A., Rahayu, M., Sutanto, T., & Wajid, F. (2011). Pluralisme kewargaan: Arah baru politik keragaman di Indonesia. CRCS UGM.

Bustami, A. L. (2017). Sejarah kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia. Pendidikan dan Latihan Jabatan Penyuluh Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Fata, M. K. (2017). Melihat problem rekognisi penghayat kepercayaan di Indonesia. Socio Religia, 1–11.

Halili, H. (2021). UU No 1/PNPS/1965 dan tafsir pembatasan kebebasan beragama/berkeyakinan di Indonesia. Jurnal Hak Asasi Manusia, 11(11), 95–114. https://doi.org/10.58823/jham.v11i11.89

Hasil pencarian - KBBI VI daring. (n.d.). Retrieved January 4, 2024, from https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/aliran%20kepercayaan

Hidayat, A. (2017). Indonesia negara berkeTuhanan.

Ismail, F. (2017). Agama, kepercayaan, dan KTP. Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. https://dakwah.uin-suka.ac.id/id/kolom/detail/9/agama-kepercayaan-dan-ktp

Jubba, H., Adila, N. A., & Septiani, T. (2021). Sunda Wiwitan di era post-truth: Strategi bertahan komunitas lokal di era globalisasi. Jurnal Studi Agama dan Masyarakat, 17(02), 149–163. https://doi.org/10.23971/jsam.v

Kabir, G. M. (2020). Paradigma agama leluhur. CRCS UGM. https://crcs.ugm.ac.id/paradigma-agama-leluhur/

Maarif, S. (2016). Kajian kritis agama lokal. In Studi agama di Indonesia: Refleksi pengalaman.

Maarif, S. (2018). Pasang surut rekognisi agama leluhur dalam politik agama di Indonesia. In CRCS (Center for Religious and Cross-cultural Studies). CRCS (Center for Religious and Cross-cultural Studies).

Maarif, S., Mubarok, H., Sahroni, L. F., & Roessusita, D. (2019). Merangkul penghayat kepercayaan melalui advokasi inklusi sosial: Belajar dari pengalaman pendampingan. Program Studi Agama dan Lintas Budaya (Center for Religious and Cross-cultural Studies, CRCS) Sekolah Pascasarjana Lintas Disiplin Universitas Gadjah Mada.

Miswanto, A. (2022). Rekognisi dan redistribusi dalam pencapaian keadilan sosial: Analisis komparatif terhadap model teoretis Nancy Fraser dan Axel Honneth. Supremasi Hukum: Jurnal Kajian Ilmu Hukum, 11(2), 141. https://doi.org/10.14421/sh.v11i2.2748

Nurmawati, B. (2018). Legal protection against adherents to local trust. Jurnal Ilmu Hukum, 1(1), 76–96.

Prameswari, N. P. (2020). Perlindungan hukum, penghayat kepercayaan, perkawinan, hukum administrasi (Vol. 105, Issue 3) [Universitas Airlangga]. https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:BDsuQOHoCi4J:https://media.neliti.com/media/publications/9138-ID-perlindungan-hukum-terhadap-anak-dari-konten-berbahaya-dalam-media-cetak-dan-ele.pdf+&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id

Pransefi, M. D. (2021). Aliran kepercayaan dalam administrasi kependudukan. Media Iuris, 4(1), 19. https://doi.org/10.20473/mi.v4i1.24687

Prasetyo, A. G. (2012). Menuju demokrasi rasional: Melacak pemikiran Jürgen Habermas tentang ruang publik. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 16(2), 169–185.

Presiden Republik Indonesia. (1965). Penetapan Presiden Republik Indonesia No. 1 Tahun 1965 Tentang Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama (pp. 4–7).

Qisthi, A. (2023). Politik kewargaan: Melacak perjuangan kelompok penghayat kerohanian di Kota Malang dalam mendapatkan hak sebagai warga negara. Journal of Politics and Policy, 5(1), 58–70. https://doi.org/10.21776/ub.jppol.2023.005.01.06

Rahmat, I. (2021). Jaminan kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia. Jurnal Hak Asasi Manusia, 11(11), 1–33. https://doi.org/10.58823/jham.v11i11.86

Sirait, A. M., Nafisa, F., D, R. A. O., & Jatmiko, R. S. (2015). Posisi dan reposisi kepercayaan lokal di Indonesia. Kuriositas, 8(1), 25–38.

Viri, K., & Febriany, Z. (2020). Dinamika pengakuan penghayat kepercayaan di Indonesia. Indonesian Journal of Religion and Society, 2(2), 97–112. https://doi.org/10.36256/ijrs.v2i2.119

Zeinudin, M., & Novita, D. (2016). Membuka lanskap keadilan sosial di era globalisasi. Prosiding Universitas Wiraraja Sumenep, 226–242. https://ejournalwiraraja.com/index.php/PRD/article/view/327

Published

2024-06-30

How to Cite

Ginting, E. (2024). ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 97/PUU-XIV/2016 BAGI EKSISTENSI PENGHAYAT KEPERCAYAAN DALAM LENSA POLITIK KEWARGANEGARAAN : ANALYSIS OF THE CONSTITUTIONAL COURT DECISION NUMBER 97/PUU-XIV/2016 FOR THE EXISTENCE OF PENGHAYAT KEPERCAYAAN IN PERSPECTIVE OF CITIZENSHIP POLITICS. Journal of Religious Policy, 3(1), 42–65. https://doi.org/10.31330/repo.v3i1.48